Muzammil Syafi’i, Ketua Majelis Alumni IPNU Jawa Timur dan Politisi Nasdem Jatim

Nasional | JATIMONLINE.NET,- Isu NU kembali ke Khitahnya, menjadi ormas keagamaan, sebagai organisasi yang menitik beratkan pada Mabadi’ Khoirul Ummah (mengutamakan kebaikan ummat) kembali menyeruak seiring terpilihnya KH. Yahya Kholil Staquf sebagai Ketua Tanfidliyyah PBNU periode 2022 – 2017.

Dalam beberapa kesempatan KH. Yahya Kholil Staquf, yang akrab disapa Gus Yahya ini mengeluarkan statemen PBNU tidak akan mencalonkan Presiden maupun Wakil Presiden. Keputusan Gus Yahya soal NU kembali ke Khittah 1926 ini disambut riang gembira oleh warga NU. Namun bagi politisi PKB keputusan tersebut dianggap “aneh”.

Muzammil Syafi’i, Ketua Majelis Alumni IPNU Jawa Timur menyambut baik ikhtiar PBNU untuk mengembalikan NU pada jati dirinya, sebagai Jam’iyah Diniyyah Ijtimaiyah. NU tidak lagi berkutat pada politik praktis yang bisa yang bisa berdampak pada perpecahan ummat dibawah.

“NU menjaga jarak pada semua Partai Politik itu adalah langkah yang tepat. Itu sudah sesuai keputusan Muktamar NU ke 27 di Situbondo, yaitu NU kembali ke Khittahnya. Soal politik praktis cukup dilakukan oleh partai politik. Supaya NU tidak terkooptasi, maka NU menjaga jarak yang sama dengan semua partai politik,” terang Muzammil yang juga politisi Partai Nasdem Jawa Timur ini.

Komitmen NU kembali ke Khittah 1926 ini, lanjut Muzammil, dibuktikan dengan memanggil dan memperingatkan Ketua PCNU Banyuwangi dan Ketua PCNU Sidoarjo yang memanfaatkan NU untuk kepentingan politik praktis melalui deklarasi Calon Presiden ke Muhaimin Iskandar.

“PBNU juga melarang pengurusnya untuk mencalonkan diri sebagai presiden dan wakil presiden karena dampaknya sampai pada akar rumput. Fenomena itu bisa kita rasakan hingga saat ini. Akibat NU mencalonkan diri sebagai wakil presiden kemarin sehingga terjadi keretakan diakar rumput yang cukup signifikan. Dengan kembali ke Khittahnya itu diharapkan NU bisa menjadi rumah besar umat Islam ahlisunnah waljama’ah yang melindungi dan mengarahkan jama’ahnya dunia akhirat,” ujar Muzammil.

Dengan kembalinya NU ke Khittahnya, Muzammil Syafi’i berharap NU lebih banyak waktu untuk mencurahkan energinya mengutamakan Mabadi’ Khoirul Ummah. Dengan menekankan Mabadi’ Khoirul Ummah itu, tambah Muzammil, NU semakin fokus dan menitik beratkan pada bidang sosial, pendidikan dan kemajuan ekonomi warganya dan kesehatan.(mnr).