KH. Husein Ilyas dan Taufiqulbar, Calon Wakil Bupati Sidoarjo dalam acara pengajian di Desa Ngampelsari, Candi, Sidoarjo

Sidoarjo | JATIMONLINE.NET,- Kedatangan KH. Husein Ilyas Mojokerto, Kiai NU yang kharismatik ini, di Masjid Nurul Huda, Desa Ngampelsari, Candi, Sidoarjo, Sabtu (21/11/2020) malam, sebagai penceramah dalam acara Maulid Nabi Muhammad SAW, menjadi suntikan energi bagi Calon Wakil Bupati Sidoarjo, Taufiqulbar.

Pasalnya, setelah menyampaikan ceramahnya, sebelum turun dari panggung, KH. Husein, demikian Kiai yang dikenal sakti ini, mengatakan kalau dirinya dengan Taufiqulbar adalah masih ada hubungan kekerabatan. Dalam hal ini, Taufiqulbar itu masih perna (atau dalam posisi silsillah keluarga) adalah sebagai adik.

“Taufiqulbar ini adik saya,” ujar KH. Husein Ilyas, kepada ratusan hadirin yang hadir dalam pengajian itu, sesaat sebelum turun dari panggung. “Saya langung ke Mojokerto dik,” pesan KH. Husein Ilyas kepada Taufiqulbar, sesaat setelah turun dari panggung dan mendekati Taufiqulbar. Saat itu juga jama’ah pengajian langsung berhamburan berebat salaman cium tangan pada KH. Husein Ilyas.

Jama’ah pengajian saat salaman cium tangan ke KH. Husein Ilyas. Dalam tradisi NU, dinamakan ngalap berkah

Seperti diketahui, Taufiqulbar dengan KH. Huein Ilyas adalah masih ada hubungan kekerabatan. Namun demikian tidak banyak masyarakat atau warga NU Sidoarjo yang mengetahuinya. Pada beberapa kesempatan wawancara di media, Taufiqulbar juga menceritkan kalau dirinya masih ada hubungan kerabat dengan KH. Husein Ilyas.

Penjelasan Taufiqulbar tersebut dimaksudkan supaya warga masyarakat Sidoarjo tidak meragukan kalau dirinya adalah bagian dari keluarga besar NU. Namun demikian, karena politik, ke NU an Taufiqulbar tetap diragukan atau diisukan tidak jelas NU-nya.

Namun kali ini, situasinya menjadi berbeda. Ungkapan kalau Taufiqulbar adalah punya hubungan kekerabatan dengan KH. Husein Ilyas, seorang Kiai NU yang kharismatik di Jawa Timur itu, dikatakannya sendiri oleh Kiai yang dikenal ahli gemblengam kanuragan dikalangan warga nahdliyin tersebut, pada acar pengajian Maulid Nabi yang nota benenya dihadiri oleh warga NU.

KH. Husein Ilyas dan Taufiqulbar itu dalam silsilah keluarganya, masih keturunan Bani Husein Abdul Ghani. Husein Abdul Ghani adalah saudarnya Ruslan Abdul Ghani, tokoh nasional, yang pernah jadi menteri pada zama Presiden Soekarno.

Husein Abdul Ghani mempunyai dua anak. 1. Hj. Muslihah. 2. KH. Ilyas. Hj. Muslihah mempunyai dua orang anak, Hj. Badriyah dan H. Abdul Wahab, pemilik KBIH Mabruroh.

Sedangkan KH. Ilyas mempunyai anak KH. Husein Ilyas. Sedangkan Hj. Badriyah binti Hj. Muslihah, mempunyai anak, Khulaim Junaidi dan Taufiqulbar. Adapun bapak Taufiqulbar adalah mantan Rois Surya MWC NU Sedati.

Ihwal hadirnya Taufiqulbar dalam acara Pengajian Maulid Nabi Muhammad SAW tersebut karena diundang khusus oleh KH. Husein Ilyas, yang disampaikan kepada panitia acara.

Dalam ceramahnya, KH. Husein Ilyas menceritakan soal kehebatan Rosulillah Muhammad SAW yang bisa selamat dari kejaran Abu Jahal dan kaum kafir quraish. Dalam catatan Shirah Nabi disebutkan peristiwa itu terjadi pada tahun 622 Masehi.

Ditambahlan KH. Husein, Saat itu, Rasulullah berniat hijrah ke Kota Madinah untuk mencari tempat menyebarkan islam yang lebih kondusif.

Namun, kaum kafir quraish yang tidak menginginkan ajaran Nabi Muhammad SAW, melakukan pengejaran. Dalam kondisi terdesak, Rasulullah dan Abu Bakar memilih masuk ke Gua Tsur, atas petunjuk yang diberikan Allah melalui Malaikat Jibril.

Di gua yang berada di Jabal Tsur yang tandus tersebut Nabi Muhammad dan Abu Bakar berlindung selama tiga hari tiga malam. Sementara Gua Tsur itu sempit, seperti periuk yang terbalik, namun memiliki dua pintu yang saling berhadapan.

Upaya pengejaran kaum Kafir Quraish tersebut menumui jalan buntu. Meski mereka berada tepat dimulut Gua Tsur, namun mereka tidak menduga kalau Nabi Muhammad dan Abu Bakar berada didalam Gua Tsur tersebut. Kaum Kafir Quraish terkecoh dalam mulut gua tersebut dikelilingi sarang laba -laba, yang dalam pikiran mereka, tidak mungkin kalau Nabi Muhammad dan Abu Bakar berada didalam Gua Tsur tersebut. (mnr).