Mohammad Ghozali, pendiri NUJEK, Foto bersama Teten Masduki (Menteri Koperasi dan UKM) dan KH. Mujib Ridwan, Wakil Bupati Pasuruan

Pasuruan,- Sebagai upaya menjawab tantangan di era ekonomi digital, 4 orang santri alumni Al Yasini, Areng Areng Sambisirah, Wonorejo, Pasuruan mendirikan NUJEK (Nusantara Ojek).

Nujek adalah bisnis aplikasi transportasi online, yang diluncurkan pada awal Januari 2019 si Surabaya ini, mempunyai keunggulan yaitu tarif murah, hanya Rp 5000/km. Nujek juga mempunyai keunggulan, bagi pengguna jasa bisa langsung menyetop driver NUjek dijalan dengan menggunakan bargon aplikasi. Nujek juga menggunakan layanan berlangganan bagi pengguna jasa ini apabila mempunyai kecocokan dalam pelayanan driver NUjek.

Sebagai pendatang baru dalam bisnis aplikasi transportasi online, Nujek “dipaksa” harus siap bersaing dengan dua raksasa jalanan yaitu Gojek dan Grab.

Dalam valuasinya, Nujek memiliki 30 Milyar. Dalam keterangannya, Ghozali menjelaskan bahwa valuasi Rp 30 Milyar adalah nilai sebuah bisnis. Dan itu bisa dibuktikan dengan apraisalnya akuntan publik atau investor yang mau menawarkan pendanaan.

Ghozali, CEO Nujek optimis, dalam waktu 3 tahun Nujek akan mampu menyandang gelar Unicorn atau valuasi Rp 1 Triliun.

“Meski sudah ada pemain besar yaitu Gojek dan Grab yang mempunyai modal yang cukup besar dalam evaluasi ada dana ratusan triliun rupiah. Dan telah mengeluarkan dana puluhan triliun rupiah untuk promosi dan sejenisnya, juga untuk mengedukasi masyarakat. Nah disitulah keunggulan kita. Jadi kita tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar untuk mengedukasi masyarakat,” terang Mohammad Ghozali yang juga keponakan KH. Mujib Imron, Wakil Bupati Pasuruan.

Salah satu iklan baliho Nujek di Sidoarjo

Ghozali panggilan akrabnya, yang juga Ketua Umum HIPSI (Himpunan Pengusaha Santri Indonesia) Pusat menambahkan, dalam persaingannya, 1. Nujek menyediakan fitur-fitur yang lebih unggul dari kompetitor. 2. Nujek menampilkan lebih banyak SDM yang lebih tangguh dan 3. Nujek menyediakan tarif lebih murah.

Disamping mempunyai keunggulan berbiaya murah dan bisa stop and go, pengguna jasa Nusantara Ojek atau Nujek bisa memilih driver perempuan jika penumpang tersebut perempuan dan lebih nyaman jika drivernya adalah perempuan.

Meski gaungnya tidak sampai ditingkat nasional, namun hingga 2019 Nujek telah mempunyai 1500 driver dan 4000 user. Dalam ekspansinya Nujek telah merambah dibeberapa Kabupaten dan kota, yaitu Surabaya, Pasuruan, Sidoarjo, Jombang, Malang, Situbondo, Madiun, Gorontalo, Lumajang, Banyumas dan Batang.

Memasuki tahun 2020 tingkat kepercayaan pelanggan pada Nujek juga meningkat. Pada bulan Januari 2020 total costumer Nujek telah tembus diangka 120 ribu pelanggan yang tersebar diseluruh Nusantara.

Hingga Juni 2020, Nujek telah mempunyai 150 ribu user. Nilai transaksinya sudah mencapai 1,6 juta transaksi sejak Agustus 2018 kemarin. Mempunyai 69 ribu permintaan mitra. Namun yang di ACC hanya 30 ribu an mitra atau driver.

Para founder Nujek juga telah menghibahkan 10 % sahamnya ke Pengurus Pusat GP Ansor dan 5 % sahamnya untuk Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (HIPSI).

Pada April 2020 Nujek telah meluncurkan aplikasi baru yaitu Nujek Bisnis untuk mitra Resti, toko dan UKM yang akan mengintegrasikan layanan permodalan, tabungan, investasi, pembelanjaan POS (Point and Sales) dan belanja langsung dari orinsinal distributor utama dengan pengiriman barangnya akan dilayani langsung oleh driver Nusantara Ojek atau Nujek. (mnr).