Surabaya | JATIMONLINE.NET,- Gus Yahya, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), memberikan tanggapan kritis terhadap Musyawarah Besar (Mubes) Ulama yang baru-baru ini digelar di Bangkalan, Madura.

Dalam komentarnya, Gus Yahya menggambarkan acara tersebut dengan istilah yang cukup tajam, menyebutnya sebagai sebuah pertemuan yang mirip dengan “Perkumpulan Pengangguran.”

Menurut Gus Yahya, Mubes yang berlangsung di Bangkalan tidak memberikan kontribusi yang signifikan terhadap solusi atas berbagai masalah keumatan. Ia mengkritik bahwa pertemuan tersebut tampaknya tidak membahas isu-isu yang relevan atau penting bagi masyarakat luas.

Gus Yahya juga menilai bahwa agenda dan diskusi dalam Mubes tersebut lebih banyak berfokus pada hal-hal yang tidak substansial. Ia merasa bahwa acara tersebut tidak memenuhi harapan sebagai forum yang seharusnya memberikan pencerahan dan arah bagi umat Islam.

Kritik ini muncul di tengah situasi yang semakin memerlukan perhatian dan tindakan nyata terhadap masalah-masalah umat. Gus Yahya menekankan perlunya musyawarah yang lebih produktif dan orientasi yang lebih jelas dalam menghadapi tantangan-tantangan yang ada.

Di sisi lain, beberapa pihak mungkin berpendapat bahwa Mubes tersebut penting sebagai sarana berkumpulnya para ulama untuk berbagi pandangan. Namun, Gus Yahya berpendapat bahwa acara semacam itu harus mampu menghasilkan keputusan dan rekomendasi yang lebih konkret.

Gus Yahya juga mengingatkan bahwa efektivitas sebuah musyawarah tidak hanya diukur dari jumlah peserta, tetapi dari substansi dan dampak yang dihasilkannya. Ia berharap agar ke depan, forum-forum serupa dapat lebih memfokuskan pada isu-isu yang mendesak dan memiliki dampak langsung bagi masyarakat.

Perdebatan mengenai Mubes ini mencerminkan dinamika internal dalam kalangan ulama dan organisasi keagamaan di Indonesia. Gus Yahya mengajak para pihak untuk introspeksi dan meningkatkan kualitas pertemuan-pertemuan semacam itu.

Dengan adanya kritik ini, diharapkan akan ada perbaikan dalam penyelenggaraan forum-forum keagamaan di masa depan, agar lebih mampu memberikan solusi yang nyata dan relevan bagi umat Islam.

Sebagai penutup, Gus Yahya menegaskan pentingnya membangun kembali semangat persatuan dan kerja sama di internal NU. “Kita harus kembali pada prinsip dasar kita sebagai organisasi yang inklusif dan berorientasi pada kebersamaan,” pungkasnya. (dam).