Internasional | JATIMONLINE.NET,- Pembunuhan terhadap tenaga kesehatan di Jalur Gaza semakin menjadi-jadi. Kali ini, Marwan Al-Sultan, Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, tewas dalam serangan rudal Israel ke rumah keluarganya pada Rabu (2/7/2025). Ia dibunuh bersama keluarganya, saat sedang berada di kamarnya yang secara spesifik disasar oleh serangan tersebut.

“Semua ruang di rumah tersambung. Hanya kamar beliau yang tidak. Kamar itu yang disasar,” ujar Lubna Al-Sultan, anak dari sang dokter, menggambarkan betapa sengaja serangan itu dilakukan.

Dalam pernyataannya pada Kamis (3/7), Kementerian Luar Negeri RI menyampaikan pengecaman keras atas pembunuhan tersebut. “Indonesia mengapresiasi jasa, komitmen, dan perjuangan beliau bagi kemanusiaan serta bagi perdamaian di Palestina,” demikian bunyi pernyataan resmi Kemenlu.

Al-Sultan adalah tenaga medis ke-70 yang dibunuh oleh Israel dalam 50 hari terakhir. Menurut catatan Healthcare Workers Watch (HWW), pola serangan Israel terhadap pekerja kesehatan sangat sistematis dan melanggar hukum internasional. Muath Nasser, Direktur HWW, menegaskan bahwa pembunuhan Al-Sultan merupakan bagian dari kekejaman panjang yang merusak sistem kesehatan Gaza.

“Pembunuhan dokter Marwan Al-Sultan oleh militer Israel adalah kehilangan mahabesar bagi Gaza dan seluruh komunitas medis. Ini akan berdampak besar pada sistem kesehatan Gaza,” katanya kepada The Guardian.

Sejak Oktober 2023, lebih dari 1.400 tenaga kesehatan telah gugur akibat serangan Israel. Medical Aid for Palestinians (MAP) mencatat jumlah korban ini sebagai tragedi kemanusiaan yang mengerikan. Rohan Talbot, Direktur Kampanye MAP, menyatakan bahwa hukum internasional sebenarnya melindungi pekerja medis, tetapi dunia diam saja meskipun bukti pelanggaran sudah sangat jelas.

Rumah Sakit Indonesia di Gaza pun kini telah berhenti beroperasi karena tidak mampu lagi menampung pasien. Sekitar 45 pasien bedah terlantar, termasuk mereka yang membutuhkan perawatan darurat. Lebih dari 30 persen rumah sakit di Gaza kini tidak berfungsi sama sekali, sementara sisanya hanya bisa beroperasi sebagian.

Kondisi semakin memburuk dengan adanya laporan bahwa pasien di bangsal kerap kali dipaksa keluar oleh tentara Israel, bahkan untuk anak-anak dan orang tua yang sedang sakit parah. Para tenaga medis juga hidup dalam ancaman konstan: ditangkap, diculik, atau dibunuh.

Pertemuan Presiden Prabowo Subianto dan Putra Mahkota sekaligus Perdana Menteri Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman al-Saud di Istana Al-Salam, Jeddah, Arab Saudi, Rabu (2/7/2025). Sumber : BIRO PERS SEKRETARIAT PRESIDEN/MUCHLIS JR
Sasana pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dengan Putra Mahkota sekaligus Perdana Menteri Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman Al-Saud di Istana Al-Salam, Jeddah, Arab Saudi, Rabu (2/7/2025).

Presiden Prabowo Subianto dan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman membahas situasi di Gaza dalam pertemuan pada 1-3 Juli 2025. Dalam pernyataan bersama, kedua negara menyambut baik rencana gencatan senjata dan mendesak penghentian blokade serta pemindahan paksa warga Palestina.

“Kedua pihak juga mengecam kebijakan Israel yang menggunakan blokade dan kelaparan sebagai senjata terhadap warga sipil di Jalur Gaza, serta menolak sepenuhnya pemindahan paksa warga Palestina,” demikian isi pernyataan bersama RI dan Arab Saudi.

Serangan Israel terhadap fasilitas dan tenaga kesehatan di Gaza dinilai sebagai bentuk kejahatan perang yang terencana. Dunia internasional mulai dipertanyakan sikapnya, mengingat hukum kemanusiaan internasional jelas melindungi para petugas medis yang bekerja demi menyelamatkan nyawa. (red).