Bali | JATIMONLINE.NET,-Jumlah korban yang belum ditemukan akibat tenggelamnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya di Selat Bali terus bertambah. Hingga Jumat (4/7/2025) malam, Tim SAR gabungan memperbarui data terbaru: sebanyak 29 orang masih dinyatakan hilang.

KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam pada Rabu malam (2/7/2025) sekitar pukul 23.35 WIB, saat dalam perjalanan dari Pelabuhan Ketapang, Kabupaten Banyuwangi menuju Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Bali. Kapal tersebut diketahui berangkat pukul 22.56 WIB, mengangkut 53 penumpang, 12 kru kapal, dan 22 unit kendaraan.

Tragedi ini terjadi tak lama sebelum kapal tiba di pelabuhan tujuan. Sejak kejadian itu, operasi pencarian intensif dilakukan oleh Tim SAR gabungan. Namun, hingga Jumat petang, pencarian belum membuahkan hasil signifikan.

Dalam perkembangan terbaru, terjadi perbaikan data identitas korban selamat. Tim SAR semula menduga bahwa korban selamat bernama Wahyudi dan Tri Wahyudi adalah satu orang yang sama. Namun hasil investigasi menunjukkan bahwa keduanya adalah orang berbeda.

“Setelah kami lakukan rekonfirmasi ulang, yang bersangkutan adalah dua orang yang berbeda. Yang nama Wahyudi itu adalah penduduk di Gilimanuk. Saat mereka selamat langsung dijemput pihak keluarga dan kembali ke rumah,” jelas Laksamana Muda TNI Ribut Eko Suyatno, Deputi Operasi SAR dan Kesiapsiagaan Basarnas, dalam konferensi pers di Pelabuhan Ketapang, Jumat malam.

Dengan pembaruan data tersebut, total korban yang berhasil dievakuasi mencapai 36 orang, terdiri dari 6 orang meninggal dunia dan 30 orang selamat. Dari korban selamat, diketahui 21 orang berasal dari Ketapang/Banyuwangi dan 9 orang dari Gilimanuk, Bali. Sementara 29 orang lainnya masih dinyatakan hilang dan dalam pencarian intensif.

Eko Suyatno menambahkan bahwa pihaknya tengah mempersiapkan operasi pencarian untuk hari ketiga dengan fokus pada lokasi terakhir kapal terdeteksi atau Last Known Position (LKP).

“Kami sedang menyiapkan alat-peralatan, manpower, dan persyaratan lainnya. Kemudian, on-screen coordination yang terbagi menjadi dua dan tiga SRU masing-masing tetap melakukan tugas pencarian yang menjadi tanggung jawabnya untuk pelaksanaan hari H + 3,” ujar Eko.

Pencarian korban masih akan terus dilakukan dengan upaya maksimal. Hingga saat ini, belum ada tanda-tanda lokasi pasti bangkai kapal maupun korban yang hilang. Keluarga korban pun masih terus menanti kabar dengan penuh harap di kedua pelabuhan, Ketapang dan Gilimanuk. (nir).